Buntut diberlakukannya paket kalong oleh Bolt pada 10 Februari lalu adalah munculnya gelombang kekecewaan dari para pengguna. Pengguna Bolt menganggap provider ini menjilat ludahnya sendiri karena sebelumnya sangat gencar beriklan “NgeBOLT sepanjang hari, nggak perlu lagi internet kalong”, namun begitu sudah banyak yang menggunakan kini paket Bonus mereka hanya bisa digunakan pada jam 1 malam – 8 pagi alias menjadi paket kalong.
Kekecewaan ini membuat banyak pengguna Bolt akhirnya melakukan unlock modem untuk beralih ke provider lainnya.
Namun jangan senang dulu. Chief Executive Officer Bolt, Dicky Moechtar menyatakan bahwa melakukan unlock modem Bolt termasuk kedalam tindakan kriminal.
“Itu bisa dikategorikan sebagai kriminal, karena firmware yang ada di dalam modem itu dilindungi hak karya cipta,” katanya.
Dicky Moechtar menyatakan bahwa Bolt sudah mengetahui praktik-praktik unlock yang dilakukan oleh banyak pengguna tersebut, dan saat ini pihaknya sedang memikirkan tindakan hukum apa yang akan diambil oleh Bolt. Belum jelas juga apakah nantinya semua pengguna modem Bolt unlock bakal dituntut secara hukum, atau hanya penjual modem unlock saja yang dihukum.
“Nanti kita sedang bahas dan siapkan, kalau sudah diberi tahu,” katanya.
Modem 4G Bolt memang sebenarnya dibuat khusus bagi pelanggan Bolt dan hanya bisa digunakan untuk kartu SIM Bolt. Namun praktik unlock modem Bolt semakin marak setelah diberlakukannya paket donting yang membuat pengguna harus begadang sepanjang malam jika ingin browsing menggunakan kuota Bonus dari Bolt.
Sebagian pengguna menganggap bahwa jika sama-sama menggunakan paket kalong, maka lebih baik memilih provider lain yang memiliki jaringan sinyal lebih luas dan stabil dibandingkan dengan Bolt. Sebagian lagi melakukan unlock dan beralih ke provider lain sebagai bentuk protes dan kekecewaan mereka terhadap Bolt Super 4G karena telah ingkar janji.
via kompas
