“Sejak awal, saya tidak pernah berpikir bahwa sebuah gelar akan diperlukan,” ujar Chris Wanstrath saat ditanya mengenai keputusannya yang unik, belajar Sastra Inggris, padahal passion-nya adalah pemrograman. “Yang saya inginkan adalah banyak belajar.” Ungkapnya kepada majalah lokal University of Cincinnati. Wanstrath membuktikannya dengan sukses menjadi pionir yang mempersatukan para programmer yang ingin belajar di satu wadah.
‘Terpaksa’ turun dari Tahta CEO
Seorang wartawan pernah bertanya kepada Wanstrath, bagaimana metodenya untuk bekerja sehingga meraih kesuksesan seperti sekarang ini. “Saya orang yang fokus,” ungkap Wanstrath. “Saya selalu mendedikasikan rentang waktu tertentu agar dapat berfokus pada satu tugas. Anda perlu masuk ke mode pesawat (di ponsel) dan tidak memeriksa ponsel atau email, jadi Anda bisa menghabiskan waktu paling tidak sejam pada suatu hal. Saya mencoba memotong semua gangguan – tidak ada website atau notifikasi. Anda harus melakukannya jika ingin menjadi seorang engineer. Bahkan saya juga menerapkan ini ke tugas-tugas selain engineer.”
Fokus memang mungkin salah satu keunggulan Wanstrath. Seperti halnya GitHub yang menjadi sangat sukses karena fokusnya pada tujuan utama: Membantu developer mengembangkan software. Sebelum era GitHub, mengembangkan software bersama sebuah tim benar-benar tugas yang kacau. Diperlukan tracking yang cermat mengenai ‘siapa’ yang sedang ‘mengerjakan apa’ – dalam kaitannya dengan potongan kode di waktu tertentu. Proses lama ini menyulitkan dalam mengintegrasikan kode dari kontributor luar. Layanan GitHub memanfaatkan sebuah software gratis yang disebut ‘Git’ pada tahun 2005. Software ini membantu tim pengembang software untuk mengelola proyek-proyeknya dan melacak siapa yang sedang memberikan kontribusi kode tertentu dan kapan orang itu melakukannya. Karena ini merupakan software online, programmer dari seluruh dunia dapat menggunakan GitHub untuk mengerjakan sebuah proyek bersama-sama. Inilah asal nama ‘GitHub’ – Sebuah ‘Hub’ yang menyambungkan ‘Git’.
Faktanya, perusahaan-perusahaan raksasa seperti Google, Facebook, Yahoo, dan Microsoft bahkan menggunakan GitHub juga untuk melancarkan aktivitas proyek open source miliknya. Fasilitas ini menjadikan developer merasa didorong untuk mengembangkan dan menggunakan teknologinya secara gratis.
Sebagai sebuah ‘jejaring sosial’, developer juga menggunakan fasilitas ini untuk menjalin komunikasi dan jaringan. Untuk ‘pamer keterampilan’, membahas, dan tentu saja saling berbincang-bincang setelah menyelesaikan tugas. Begitu kuatnya pengaruh GitHub sehingga di Silicon Valley, profil GitHub bahkan akan lebih berharga dibandingkan resume tradisional jika ingin melamar di sebuah perusahaan Silicon Valley. Misalnya, jika kita memerlukan programmer Java yang bagus dalam teknologi jaringan, cukup cari proyek terkait perangkat lunak jaringan di GitHub yang ditulis dalam Java. Cek siapa kontributor teratasnya dan mulailah mengirim surat yang menunjukkan kita meminatinya.
GitHub mulai berguncang di tengah kesuksesannya ketika developer GitHub Ann Horvath mengajukan pengunduran diri dari perusahaan akibat merasa dilecehkan karena gendernya.
“Saya dilecehkan oleh ‘para pimpinan’ di GitHub selama dua tahun,” tulisnya dalam sebuah surat terbuka. “Saya dengan gembira mengundurkan diri untuk menemukan lingkungan kerja yang lebih sehat, yang tidak menoleransi pelecehan dari rekan-rekannya sendiri.”
Kesadaran gender tengah kencang digaungkan pasca 2011. Ini menjadikan kasus ini menjadi badai yang sangat kencang menerpa GitHub. Chris Wanstrath sendiri, di blog perusahaan, menjanjikan akan ada penyelidikan sepenuhnya terhadap kasus ini. Namun publik kurang mempercayainya karena dia sendiri adalah bagian dari ‘pimpinan GitHub’. Hasil penyelidikan ini menjadikan Tom Preston-Werner, mitra dan sahabat karib Wanstrath, dipecat dari GitHub. Wanstrath menyesalkan hal ini karena dia meyakini bahwa perkembangan GitHub yang sangat cepat sebagian besar adalah berkat Preston-Werner. “Saya menyesalkan hal ini, tapi karyawan GitHub berhak mendapatkan ‘jawaban’ yang tepat atas kasus tersebut dan memiliki jalan yang aman untuk menyuarakan kekhawatirannya untuk meningkatkan kemajuan perusahaan”
Meskipun demikian, tekanan publik tidak kunjung reda hingga akhirnya Wanstrath sendiri mengundurkan diri pada tahun 2014.
Microsoft ‘Menyambar’ GitHub
Nyatanya kasus pelecehan gender tersebut bukan satu-satunya hal yang menggoyang GitHub. Komunitas developer berguncang hebat ketika pada 4 Juni 2018, Microsoft Corp mengumumkan persetujuan untuk mengakuisisi GitHub. Saat itu GitHub sudah menjadi platform pengembangan software paling terkemuka di dunia dengan 28 juta developer yang berkontribusi di dalamnya. “Microsoft adalah perusahaan yang menganut azas ‘developer first‘, dan dengan menyatukan kekuatan bersama GitHub, kami memperkuat komitmen kami dalam menciptakan kebebasan, keterbukaan, dan inovasi bagi developer,” ungkap Satya Nadella, CEO Microsoft. “Kami menyadari tanggung jawab komunitas yang kami emban saat menandatangani perjanjian ini, dan kami akan melakukan yang terbaik untuk memberdayakan setiap developer untuk mengembangkan, berinovasi, dan memecahkan tantangan terhebat di dunia ini.”
Berdasarkan ketentuan perjanjian, Microsoft akan mengakuisisi GitHub senilai USD 7,5 miliar dalam bentuk saham Microsoft. Akuisisi ini direncanakan akan dirampungkan pada akhir tahun 2018.
Chris Wanstrath, yang sudah tidak menjabat CEO di GitHub pada saat itu, uniknya memiliki peran besar dalam menyukseskan akuisisi tersebut. Wanstrath berperan aktif dalam lobi antara Microsoft dan GitHub, memanfaatkan posisinya sebagai founder. Dewan Direksi GitHub sendiri mempercayakan keputusan penting ini pada Wanstrath. Dan memang selain menerima kompensasi berupa uang (yang sangat besar), pasca akuisis, Wanstrath mendapatkan jabatan sebagai salah satu eksekutif di Microsoft. Sementara itu, GitHub meskipun sudah diakuisisi oleh Microsoft tetap berdiri sebagai entitas tersendiri, bukan di bawah kendali Microsoft. Nat Friedman, pendiri Xamarin dan veteran open source, ditunjuk sebagai CEO GitHub yang baru.
Dalam postingannya, Friedman menyatakan bahwa dia telah menghabiskan waktu beberapa bulan untuk menemui ratusan developer guna mempersiapkan diri bagi perannya yang baru. “Passion untuk GitHub benar-benar luar biasa – ini mencakup area yang sudah kami kuasai dan juga area yang mana diinginkan developer agar lebih kami tingkatkan.” ungkap Friedman. “Saya belajar sangat banyak dari percakapan ini, dan mendengarkan para pengguna yang mana merupakan inti dari GitHub sebagai sebuah perusahaan.”
Meskipun langkah ini terbilang kontroversial, Wanstrath dan Friedman cukup berhasil berperan aktif dalam meredakan kekhawatiran para developer yang khawatir bahwa campur tangan Microsoft di GitHub akan menjadikan komunitas ini berubah, dan lebih buruk lagi, akan menjadikan kode-kode yang mereka tulis dimanfaatkan oleh Microsoft. Redmond membantah keras bahwa mereka akan campur tangan terhadap ‘urusan rumah tangga GitHub’. Microsoft memaparkan fakta bahwa kontributor GitHub terbesar saat itu adalah Microsoft, yang menunjukkan bahwa raksasa software ini memang berkomitmen dalam pengembangan open source, sehingga tidak akan mungkin ingin ikut campur terhadap kode-kode yang ditulis komunitas. Bahkan Microsoft menegaskan kontribusi mereka yang tak terbantahkan dalam ikut mengembangkan komunitas GitHub tersebut.
Wanstrath pasca akuisisi tersebut nampaknya belum membuat gebrakan baru. Fortune mencatat bahwa pendiri GitHub ini kini memiliki nilai pribadi sebesar USD 1,4 miliar, cukup besar untuk seseorang yang berusia di bawah 40 tahun.
Referensi
Huddleston, Tom. (2018). How this 33-year-old college dropout co-founded GitHub, which just sold to Microsoft for $7.5 billion. CNBC
Roberts, Daniel. (2015). GitHub CEO: What I learned from our harassment scandal. Fortune
Segall, Laurie. (2014). Github suspens founder over gender harassment claims. CNN
Weinberger, Matt, (2015). $2 billion startup GitHub’s next mission: Turn you into a programmer. Business Insider.
Whitaker, Marisa. (2014). Former UC student establishes a celebrated website in GitHub that simplifies coding collaboration for millions of users. UC Magazine, University of Cincinnati.
Zipkin, Nina. (2017). This Founder believes He Found the Answer for Burnout. Entrepreneur.