Sebagai pengguna PC berbasis Windows, tentu kita akan dihadapkan berbagai macam pilihan. Mulai dari PC rakitan sendiri, hingga paket PC yang sudah jadi. Mulai dari yang harga murah meriah hingga yang harga WAAAHH…! Mulai dari produk ber-merk A hingga yang ber-merk Z. Semua ada dan tersedia. Tidak seperti pengguna OS X yang untuk bisa menikmatinya, harus membeli produk komputer keluaran Apple. Baca – Review Windows 10 di MacBook
Namun kebanyakan orang, entah sadar atau memang tidak mengetahuinya sama sekali, tidak pernah terbesit dalam pikiran mereka tentang bagaimana jika komputer Apple diinstall Windows sebagai sistem operasi di dalamnya?
Saya pengguna Windows dan sudah pernah mencicipi berbagai merk produsen PC. Komputer terakhir, dan yang sedang saya gunakan sekarang ini adalah Windows 10 dalam mesin komputer buatan Apple, yaitu Macbook Pro Retina Display. Setelah seminggu saya mencobanya, diantara semua komputer yang sudah pernah saya coba, saya merasa bahwa Macbook Pro Retina adalah salah satu yang terbaik. Mengapa? Ini dia alasannya.
Spesifikasi Tinggi
Spesifikasi Macbook Pro Retina yang saya gunakan adalah sebagai berikut :
- Intel Core i5 2.7 GHz Generasi ke-5
- RAM 8GB 1867Mhz DDR3
- Intel Iris Graphic 6100
- 256GB Flash Storage
- Retina Display 2560 x 1600 13,3 Inch
Sedangkan Spesifikasi tertinggi saat ini adalah sebagai berikut :
- Intel Core i7 2.2 GHz Generasi ke-5 (Configurable to 2.8 GHz Quad Core. Turbo Boost up to 4.0 GHz)
- RAM 16GB 1600Mhz DDR3L
- Intel Iris Pro Graphics,
AMD Radeon R9 M370X with 2GB of GDDR5 memory and automatic graphics switching - 512GB Flash Storage (1TB Configurable)
- Retina Display 2880 x 1800 15,4 Inch
Bila dilihat secara sekilas, mungkin spesifikasi tersebut bukanlah yang terbaik dari semua komputer dan laptop yang beredar di pasaran. Namun bila kita lihat dari cara Apple menerapkan teknologi updatenya, maka bisa dibilang ini adalah salah satu yang terbaik.
Ketika para produsen lain sibuk dengan perang harga murah, Apple dengan santai tetap mempertahankan harga, sambil meningkatkan kualitasnya. Apple selalu mengupdate komponen perangkatnya ke teknologi terbaru. Intel Haswell dan Broadwell misalnya.
Ketika produsen lain menawarkan prosesor berkecepatan yang jauh lebih tinggi, ternyata masih menggunakan Intel Core i generasi lawas. Apple selalu mengupdate komponennya ke teknologi terbaru dengan cepat. Lalu ketika banyak produsen menawarkan laptop dengan kapasitas harddisk besar dan harga murah, Apple mencoba mengambil jalan lain, yaitu dengan menawarkan laptop dengan kualitas penyimpanan yang baru dan super cepat, yaitu SSD.
Dukungan dan Nama Besar Apple
Dari pengalaman saya – plus pengalaman teman-teman saya – dalam menggunakan berbagai komputer Windows dari berbagai merk, selalu ada saja masalah masalah yang timbul. Masalah itu semakin menjadi-jadi ketika saya dan teman-teman saya mengupdate Windows 7 atau Windows 8/8.1 ke Windows 10 melalui update gratis. Ada yang Wi-Finya bermasalah, bluetooth tidak mau menyala, speaker tidak keluar suaranya, bahkan ada yang mengalami BSOD secara berulang-ulang.
Setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata yang menjadi masalah adalah masalah perangkat lunak drivernya. Para produsen PC tersebut belum, atau bahkan tidak mau lagi untuk memberikan pembaruan yang kompatibel untuk Windows 10 terbaru. Entah apa alasannya. Alhasil, ada beberapa atau bahkan banyak masalah yang terjadi.
Mungkin produsen itu memutuskan untuk tidak lagi memberikan dukungan driver karena beberapa produk dianggap sudah tua dan sudah tidak memberikan keuntungan. Selain itu, memperbarui driver butuh waktu dan usaha juga, sehingga mereka memutuskan untuk tidak memperbarui drivernya. Beruntunglah kamu jika produsen PC mu masih memberikan dukungan driver untuk Windows 10, khususnya untuk PC dan laptop merk terbaru.
Namun, hal yang sebaliknya terjadi pada komputer Apple. Apple justru sangat rajin mengupdate driver-driver Windows mereka yang terpasang melalui Boot Camp. Hal ini menyebabkan ketika ada Windows versi baru yang dirilis, pengguna komputer Apple hanya perlu mengunduh pembaruannya saja lewat Windows Update, dan voilaa…, semua sudah beres.
Saya yang baru pertama kali menggunakan Windows di komputer Mac saja cukup terkesan dengan dukungan Apple yang besar. Padalah mereka bisa saja menelantarkan para pengguna Windows di komputer Mac, atau bahkan melarang memasang Windows di semua produk Mac. Jadi jangan pernah heran jika Windows bisa berjalan sangat mulus di semua produk komputer Mac, atau bahkan lebih mulus dari komputer PC.
Bahan dan Desain Terbaik
Mengapa produk-produk keluaran Apple bisa sangat mahal? Meskipun banyak yang bilang bahwa harga sebuah komputer Mac terlalu mahal, namun terasa lebih masuk akal karena kita mendapatkan sebuah komputer yang terbuat dari bahan dan material terbaik. Ya, bahan-bahan tersebut sangat terasa saat kita memegangnya secara langsung. Baca – Review Windows 10 di MacBook
Semua produk keluaran Apple benar-benar terkesan sangat premium. Selain terbuat dari bahan-bahan terbaik, produk Apple juga dirancang oleh para desainer andalan Apple. Sehingga, setiap produk Apple itu bagaikan sebuah seni. Hingga banyak orang yang bilang bahwa jika logo Apple adalah sebuah seni murni, maka produk Apple adalah seni terapan.
Mungkin ini terkesan seperti sebuah opini fanatik, meskipun tidak semua orang, namun kebanyakan orang juga setuju bahwa desain produk-produk Apple, termasuk komputer Mac, lebih baik dibandingkan desain dari produk dari produsen lain.
Retina Display
Apple mengklaim bahwa layar retina display adalah layar yang tersusun atas piksel-piksel dengan resolusi maksimal yang bisa ditangkap oleh retina manusia normal. Memang sih Macbook Pro milik saya ini bukanlah laptop resolusi tertinggi yang pernah saya gunakan, namun apakah entah itu karena kualitas bahan dari layarnya, kerapatan pikselnya, atau memang saya yang terlalu fanantik dengan produk Apple :v, saya mulai membandingkan secara langsung dengan beberapa laptop berlayar resolusi tinggi di sekitar lingkungan saya.
Saya beserta teman-teman saya juga setuju kalau layar Retina Display lebih baik diantara yang lainnya. Bahkan ketika Mac dijalankan dengan mengunakan Windows 10, kualitasnya tidak berkurang. Mungkin bukan cuma piksel saja yang menjadi faktor, namun juga kualitas dari layar itu sendiri karena tiap produsen punya standarnya masing-masing.
Bonus : Terpasang Mac OS X Original
Meskipun cuma bonus dalam review kali ini, namun bagi saya ini juga tidak kalah pentingnya karena status saya sebagai Mahasiswa di Teknik Komputer. Sebagai seorang Mahasiswa IT, tentu saja memiliki Macbook menjadi berkah tersendiri. Salah satunya adalah karena dengan keberadaan OS X ini, kita bisa belajar banyak dari produk-produk Apple, misalnya iOS development menggunakan XCode. Pengembangan aplikasi iOS dan Mac hanya bisa dilakukan di lingkungan OS X. Baca – Review Windows 10 di MacBook
Sebagai konsumer, tentu OS X hanya bisa didapatkan bila kita membeli produk Mac maupun Macbook. Dengan OS X, kita akan mendapatkan sistem operasi yang terkenal stabil dan bisa diandalkan. Kebanyakan desainer dan musisi juga lebih suka menggunakan komputer keluaran Apple, katanya sih lebih stabil dan bisa diandalkan, serta biar terkesan professional.
Memasang Mac OS X di komputer selain keluaran Apple memang mungkin (atau yang sering disebut dengan Hackintosh), namun sebenarnya statusnya adalah ilegal dan experience nya tentu tidak semaksimal ketika terinstall di Mac device.
Terlebih lagi Mac hanya boleh dipasang di komputer keluaran Apple saja. Hal ini berbeda dengan Windows dan Linux yang distribusinya bebas. Memasang Windows dan Linux di berbagai komputer keluaran apapun adalah legal. Cuma bedanya, untuk menggunakan Windows secara penuh, lisensinya berbayar. Tetapi distribusi atau distro Linux mayoritas adalah gratis, contohnya Ubuntu. Oleh karena itu, bila punya komputer Mac, kita akan bisa memiliki OS X, Windows, dan Linux dalam satu komputer, dan semuanya secara legal.
Review lengkap Windows 10 di MacBook Pro Retina sudah saya publish di MacPoin, dan bisa kamu Baca – Review Windows 10 di MacBook
Nah, tulisan saya ini hanya sebatas berbagi berdasarkan pengalaman dan opini pribadi saya. Pengalaman kamu mungkin saja berbeda.
Jika kamu memiliki experience lain yang bisa diceritakan, silahkan langsung saja dibagikan melalui kolom komentar.