Winpoin sudah pernah membahas panjang lebar bahwa app gap yang terjadi untuk OS Windows Phone ini merupakan buah dari berbagai masalah terkait Microsoft Store serta hubungan Microsoft dengan developer. Namun masih banyak argumen yang menyatakan bahwa sebenarnya masalah kurang larisnya device Microsoft, yaitu Lumia, serta turunnya pangsa pasar Windows Phone utamanya bukan karena app gap, tapi karena faktor lain. Misalnya karena Microsoft kurang mampu menghadirkan device yang memuaskan penggunanya dari segi tampilan, gengsi, dan fungsi. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah. Namun kali ini Winpoin tertarik ingin mengulas, sebenarnya seberapa besar pengaruh app gap ini terhadap pangsa pasar Windows Phone?
Jawaban mengenai hal tersebut terkuak dari hasil survei Nielsen yang baru saja dirilis pertengahan Desember yang lalu. Lembaga survei konsumen tepercaya ini memuat daftar berbagai aplikasi paling populer yang dimiliki smartphone hingga bulan Oktober 2015.
Kita dapat melihat bahwa dari 10 besar aplikasi paling laris tersebut, hanya satu aplikasi resmi yang terdapat di Windows Phone, yaitu Instagram. Itu pun masih dalam bentuk Beta, ditambah lagi kalah populer dengan aplikasi pihak ketiganya, yaitu 6Tag dari Rudy Huyn. Kita menikmati Facebook dan Facebook Messenger, tapi keduanya masih buatan Microsoft, dan kalau boleh jujur, pengalaman pengguna yang dibelikan kalah jauh dengan buatan perusahaan aslinya di Android dan iOS. Aplikasi resmi untuk Google yang merajai chart tidak dimiliki Microsoft karena Google memang menolaknya. Jadi Google Search, YouTube, Google Play, Google Maps, dan Gmail kita nikmati dari pihak ketiga yang tentu saja kualitasnya kalah jauh dibanding buatan Google sendiri. Untuk Gmail, mungkin tidak begitu masalah karena kita dapat mengaksesnya menggunakan aplikasi Email default milik Windows Phone. Namun demikian, tentu saja kita kehilangan berbagai fitur unggulan yang disediakan Google di aplikasi versi mereka. Apple? Tak perlu dipertanyakan lagi – mereka memang tidak merilis app untuk OS lain. Intinya: Dari daftar sepuluh besar tersebut, hanya Instagram yang resmi diakses dari Windows Phone.
Argumen yang ingin saya sampaikan dari fakta tersebut adalah: Jika dari sepuluh besar aplikasi tersebut hanya ada satu (peringkat ke delapan lagi) yang ada di Windows Phone, maka berarti dari total jumlah yang dicantumkan dalam survei tersebut sangat sangat jarang yang menggunakan perangkat Windows Phone. OS Microsoft ini telah kehilangan sejumlah besar potensi pengguna hanya dari mereka yang menggunakan aplikasi khusus untuk mengakses layanan tertentu! Dengan demikian saya dapat menyimpulkan bahwa gap aplikasi ini benar-benar memberikan dampak yang besar pada minimnya jumlah pengguna Windows Phone.
Meskipun demikian, masih ada harapan. Facebook sudah pasti akan membuatkan aplikasi khusus untuk Facebook dan Messenger yang dapat digunakan oleh pengguna Windows 10 dan Windows Mobile 10. Sang raja media sosial ini terbukti paling banyak digunakan aplikasinya di perangkat smartphone. Oleh karena itu ada harapan pengguna smartphone ber-OS Windows akan meningkat jumlahnya nanti setelah Windows Mobile 10 dirilis. Dengan ikut sertanya Facebook, diharapkan juga para developer startup lain berkenan menyumbangkan aplikasinya untuk mendukung Windows 10 Mobile yang memang nampaknya berorientasi pada aplikasi dengan taktik Universal apps miliknya.
Kesimpulan akhir, app gap itu nyata dan benar-benar berdampak pada menurunnya minat terhadap penggunaan Windows Phone. Microsoft harus mengambil langkah nyata dan mulai menjalin hubungan lebih baik dengan developer dan berbagai perusahaan teknologi besar dunia agar bersedia menyumbangkan aplikasinya bagi Windows Mobile 10 yang sepertinya merupakan pertaruhan terakhir Microsoft yang sedang menjunjung konsep One OS for All Device ini.
Punya opini lain tentang situasi yang dihadapi Microsoft saat ini? Sumbangkan pendapatmu di kolom komentar!
Referensi: Daftar Nielsen 2015