Microsoft memberikan kejutan besar dengan ‘jurus mabuk’-nya sepanjang Juni 2015 ini, dan rasanya kejutan tersebut masih belum akan berakhir. Sama seperti Wota SKE48 yang mengkhawatirkan nasib sister AKB tersebut ketika Matsui Rena menyatakan untuk lulus tahun ini, para penggemar Microsoft, terutama yang terkait langsung dengan kepentingan internal Microsoft seperti pemegang saham dan manufaktur, tentu saja semakin was was dan dag dig dug tak keruan menyaksikan perubahan demi perubahan yang terjadi.
Hal yang membedakan dengan beberapa kejadian periode sebelumnya yang jelas merupakan sebuah keputusan yang telah lama dipersiapkan sebelum Nadella naik tahta (sehingga Nadella hanya sebagai eksekutor), peristiwa baru-baru ini kebanyakan merupakan keputusan penting yang dibuat Nadella. Apa saja langkah Microsoft yang kontroversial tersebut?
Microsoft merumahkan 2300 pekerja Nokia di Finlandia, dan masih banyak lagi yang akan menyusul
Minggu lalu publik dikejutkan oleh ‘pensiun dini’ dari Stephen Elop, orang yang berjasa memuluskan transaksi penjualan Divisi perangkat Nokia ke Microsoft. Nadella melakukan restrukturisasi yang menjadikan Elop tidak mendapatkan jabatan apa pun. Ini seperti memaksa Elop untuk pensiun dengan cara yang halus.
Belum selesai kejutan kabar tersebut, Microsoft memutuskan untuk ‘merumahkan’ 2300 pekerja sektor ponsel milik Nokia di Finlandia. Ini bahkan sampai mempengaruhi kestabilan pasar tenaga kerja di Finlandia karenanya. Bukan hanya itu, secara keseluruhan ada 7800 posisi yang akan dikosongkan di seluruh dunia. Ini berarti masih banyak lagi yang akan menyusul menjadi penganggur dalam waktu dekat ini.
Microsoft menghapuskan catatan keuangan atas aset berupa pembelian Nokia sebesar 7.6 miliar dolar
Microsoft tak henti membuat kejutan. Dalam pekan yang sama, Microsoft memutuskan untuk melakukan impairment charge atas aset sebesar 7,6 miliar dolar yang diasosiasikan dengan akuisisi Nokia Devices and Services (NDS). Untuk kamu yang berkecimpung di bidang akuntansi pasti memahami bahwa ini berarti Microsoft melakukan penghapusan catatan keuangan atas aset yang dianggap rugi, sehingga ke depannya tidak perlu / mengurangi biaya pemeliharaan atas aset tersebut. Ini tentu saja berdampak positif terhadap catatan keuangan Microsoft, meskipun melukai posisi Microsoft di bursa saham, karena ini menjadikan gonjang ganjing akan kemungkinan profit Microsoft ke depannya nanti.
Namun perlu diingat, bahwa sebenarnya upaya ini sudah dijadwalkan sejak tahun lalu, bahkan harusnya selesai pada bulan April (perlu waktu untuk melakukan audit aset dan sebagainya). Namun karena momennya bertepatan dengan langkah kontroversial lain, ini menimbulkan keresahan bagi banyak pihak terkait Microsoft, terutama pemegang saham serta para penggemar Microsoft.
Menjual perangkat Lumia dalam segmen yang lebih terfokus
Ini merupakan perubahan arah bisnis Microsoft secara global ke depannya. Satya Nadella menyatakan dalam email yang dikirim untuk seluruh pihak terkait Microsoft yang dipublikasikan secara luas sebagai berikut:
We plan to narrow our focus to three customer segments where we can make unique contributions and where we can differentiate through the combination of our hardware and software. Well bring business customers the best management, security and productivity experiences they need; value phone buyers the communications services they want; and Windows fans the flagship devices theyll love.
Dalam email tersebut, dijelaskan bahwa Microsoft merencanakan untuk mempersempit pelanggan ke dalam tiga segmen sebagai sasaran utama lini Lumia yaitu:
1. Pelanggan khusus bisnis yang memerlukan pengalaman keamanan dan produktivitas terbaik
2. Pembeli ponsel yang menghargai nilai uang untuk komunikasi yang dibutuhkan (alias segmen low end)
3. Penggemar Windows yang mendambakan perangkat kelas flagship
Dengan demikian jelas ini menandai perubahan arah strategi, yang mana sebelumnya Microsoft hanya membanjiri pasar dengan segmen kelas bawah dan menengah yang bertujuan untuk ‘memperkenalkan’ ponsel Windows kepada masyarakat luas.
Bloomberg, sebuah portal bisnis terpercaya juga membuat kesimpulan bahwa Microsoft kemungkinan hanya akan membuat maksimal dua perangkat untuk tiap segmen tersebut dalam setahun. Dengan demikian Microsoft punya waktu untuk riset dalam menghadirkan pengalaman terbaik bagi para pengguna ponselnya.
Analisis langkah ke depan
Bila di luaran sana banyak yang mengaitkan berita ini dengan perkiraan bahwa Microsoft akan menyerah dengan Windows Phone, tentu saja ini sangat jauh panggang dari api. Menurut saya ini adalah sebuah langkah yang wajar bagi unit bisnis sebesar Microsoft, ketika dihadapkan dengan situasi di mana profit tidak sesuai harapan, maka perlu dilakukan penataan ulang terhadap fokus perusahaan. Ingat, ketika baru saja mengambil alih kembali Apple di tahun 1996 (resminya 1997 menjabat sebagai CEO kembali), salah satu langkah Steve Jobs yang terkenal adalah menyusutkan fokus Apple dari belasan perangkat yang siap produksi menjadi hanya satu perangkat saja. Bukan itu saja, Jobs memotong habis-habisan departemen di Apple untuk menghemat keuangan serta memastikan kualitas produk berikutnya.
Jadi langkah Nadella bukanlah hal baru, bahkan merupakan sebuah kesinambungan. Merampingkan perusahaan adalah langkah yang diambilnya untuk menata ulang fokus produk Lumia. Ini menandai akhir era ‘perkenalan’ Windows Phone terhadap pasar global (dengan banyaknya rilis perangkat murah), dan memulai era baru yang lebih terfokus dan segmented.
Dengan perubahan ini, maka diharapkan setelahnya perangkat Windows Mobile yang dirilis akan laris manis seperti halnya tiket konser graduation Matsui Rena tahun ini yang sudah habis terjual (bahkan perlu ditambah).
Punya analisis lain terkait langkah baru Microsoft ini? Bagikan pendapat kamu di kolom komentar.