Surface Phone Adalah “Penolong” Masalah Lumia dan Windows Phone?

surface phoneMicrosoft tengah oleng di divisi mobile-nya. Dalam pengumuman prediksi laba untuk Q2 2016 lalu, Microsoft memprediksi akan divisi mobile mereka mengalami penurunan sebesar 49% dimana sebelumnya pendapatan dari Mobile sudah turun sebesar 54% pada Q1 lalu.

Bahkan, penjualan Windows Phone kalah telak dengan gabungan penjualan smartphone Android dan iOS dari periode Desember 2011 hingga Desember 2015. Dimana Windows Phone hanya sukses terjual 110 juta unit, terlampau jauh dengan gabungan 2 raksasa sistem operasi itu yaitu 4,5 milyar unit.

Tidak cuma harus rugi, Microsoft juga harus melawan Android dan iOS sendirian, nyaris tanpa pabrikan lain. Ya, sudah cukup lama HTC dan Samsung tidak merilis smartphone Windows Phone. Bahkan, Huawei memutuskan tidak lagi mengembangkan Windows Phone.

Sempat beredar kabar pula Microsoft akan menjadikan Lumia 650 sebagai smartphone Lumia terakhirnya, meskipun kabar ini baru sebatas kabar burung.

apakah Microsoft tidak ‘PD’ dengan brand Lumia yang dimilikinya?

Hal ini bisa jadi benar. Konon, penerus dari brand Lumia tersebut adalah Surface Phone. Yup, para pecinta teknologi tentu sudah tidak asing dengan brand tablet dari Microsoft ini.

Kondisi Surface justru berbanding terbalik dengan Lumia dimana pendapatan Microsoft dari Surface diprediksi akan naik sebesar 29% pada Q2 mendatang. Selain itu nama Surface diidentikan dengan tablet yang powerfull, bahkan Microsoft mengatakan bahwa tablet inilah yang bisa menggantikan laptop bahkan sebuah MacBook dari Apple.

Menurut pribadi saya sendiri, Microsoft sengaja membuang Lumia karena citranya tak sebaik brand lain. Untuk itu, Microsoft memakai brand yang lebih menjual. Mungkin inilah penyebab Microsoft menggantinya.

Otomatis, Microsoft menggantungkan harapannya pada Surface Phone. Konon, Surface Phone adalah smartphone paling powerfull dari Microsoft. Microsoft tak main-main, rumornya ia memboyong prosesor Intel Core m pada smartphone ini.

Surface Phone juga akan hadir dengan OS Windows 10 Mobile. Rumornya, pada update Windows 10 Mobile selanjutnya yang diberi nama Redstone, OS ini akan semakin canggih dengan dukungan 64-bit bahkan mampu menjalankan program x86.

Tentu bisa ditebak, seberapa besar kemampuannya.

Jika brand Surface Phone tidak hanya hadir pada smartphone flagship alias juga ada di smartphone kelas bawah dan kelas menengah, tentu hal ini juga mampu mengangkat performa penjualan dan adopsi Windows Phone yang masih loyo.

Ini dikarenakan pengguna yang malas membawa laptop yang berat untuk digantikan dengan smartphone. Terlebih, smartphone masa kini sudah memiliki kemampuan layaknya sebuah komputer kecil. Bisa menulis Word, menghitung rumus Excel, punya kemampuan membaca file flashdisk dengan USB On-the-Go, hingga editor video ringan.

Dengan smartphone yang serba bisa seperti ini, ditambah dengan dukungan program x86, tentunya akan menarik orang untuk membelinya.

Efeknya pula, jika pengguna-nya semakin banyak, maka jumlah aplikasi pun akan meningkat karena pihak pengembang aplikasi melihat adanya pasar yang besar di ekosistem Windows ini.

Namun itu semua tergantung Microsoft memberikan “ramuan” untuk Surface Phone dan Windows 10 Mobile buatannya. Kabarnya pula, Surface Phone baru diluncurkan pada September 2016 mendatang. Seharusnya pula Microsoft benar-benar menseriusinya dan bertindak cepat jika tidak ingin posisinya semakin terpinggirkan.

Lalu apakah posisi Windows Phone akan tertolong dengan adanya Surface Phone? Kita tunggu saja sepak terjang Microsoft pada industri mobile ini.

Indra Krisnadi

Televisi dan Gadget. Mau tanya-tanya atau ngobrol? Cukup follow Twitter atau LINE @indrakrisnadi. Email: indrakrisnadi(at)hotmail.com

Post navigation