Jika dilihat dalam beberapa waktu terakhir ini, Windows Phone seolah terlihat dalam posisi sulit. Dalam setahun terakhir market share nya turun hampir separuh dan menyisakan 1.7% saja. Berbagai kebijakan Microsoft yang menghadirkan satu per satu keunikan Windows Phone ke platform lainnya juga sering dipertanyakan.
Banyak fans dan pengguna Windows Phone menjadi bingung, kenapa Microsoft melakukan hal itu?
Namun jika kamu mendengarkan penjelasan Nadella melalui wawancaranya dengan BuzzFeed beberapa waktu lalu, maka kamu bakal mulai memahami kenapa langkah-langkah Microsoft dalam beberapa waktu terakhir terlihat kontra produktif dengan upaya untuk membuat OS ini semakin kompetitif yang dilakukan di era Steve Ballmer hingga memutuskan untuk membeli Nokia.
Lebih Fokus di Mobility Experience, Bukan Mobile OS
Di era Satya Nadella, Microsoft tidak lagi meletakkan fokus utama di mobile OS nya, tetapi di layanan dan aplikasi yang akan digunakan oleh pengguna untuk meningkatkan experience secara mobile, apapun jenis OS nya.
Fokus di mobility experience inilah yang membuat Microsoft gencar merilis aplikasi dan layanan cloud nya ke berbagai platform di berbagai device mobile.
Anda dan saya sepanjang hari bakal menggunakan banyak device. Mungkin anda memulainya dengan smartphone, lalu berjalan ke ruang meeting yang memiliki sensor, layar besar, ataupun layar kecil. Lalu kembali ke rumah untuk menikmati TV atau Xbox. Disitulah kuncinya….aplikasi anda, data anda, apapun yang anda lakukan dari satu device bakal bisa anda bawa terus ketika sedang mobile. Satya Nadella
Tidak Masalah Menggunakan Platform Lain, Selama Layanan Microsoft Ada Disana
Di era Satya Nadella, Microsoft menjadi sangat terbuka dengan platform lain. Berbagai produk dan layanannya yang dulu hanya eksklusif di Windows, kini bisa ditemui di hampir semua platform OS. Berbagai produk yang dulu closed source, kini telah dijadikan open source.
Microsoft rupanya melihat bahwa saat ini bukan jenis OS lagi yang dipentingkan oleh pengguna mobile, melainkan aplikasi dan layanan apa yang dijalankan pengguna di OS tersebut itulah yang penting.
Tidak heran jika akhirnya Microsoft merilis Cortana, Office, dan berbagai aplikasi unggulannya ke berbagai platform. Bagi Microsoft kini tidak masalah pengguna menggunakan OS apa, selama layanan Microsoft ada dan digunakan disana.
Menurut saya kurang tepat jika kita menentukan kesuksesan dengan melihat: Berapa market share dari Hololens? Berapa market share Xbox? Berapa market share PC? Berapa market share Windows Phone?
Perhatikan kembali apa yang saya katakan tentang mobility experience. Jika anda membayangkan sebuah grafik, maka semua device tersebut adalah titik.
Beberapa pengguna ada yang menggunakan semua device dengan platform OS buatan Microsoft, beberapa lainnya hanya menggunakan satu atau dua device saja, dan ada juga yang menggunakan platform lainnya tidak masalah.
Satu hal yang ingin kami pastikan adalah Microsoft akan melengkapi experience antar device dan antar platorm tersebut. Satya Nadella
Melihat Kedepan dan Bersiap
Tidak dipungkiri bahwa di dunia platform smartphone, Microsoft cukup tertinggal dengan Android & iOS. Bahkan hingga kini Windows Phone masih sulit bersaing dengan kedua OS populer tersebut.
Untuk itu Microsoft tidak ingin kecolongan untuk yang kedua kali. Mereka kini melihat kedepan dan bersiap menyongsong the next generation device: Virtual Reality.
Karena itulah Microsoft terus mengembangkan HoloLens yang berbasiskan Windows 10 dan bisa menjalankan aplikasi berbasis universal. Jika Virtual Reality menjadi device populer di masa depan, maka HoloLens bakal sudah matang dan Microsoft tidak tertinggal lagi dengan kompetitornya.
Apa yang anda referensikan saya sebut sebagai Elite Developer, dan sebagian besar dari mereka sudah fokus di platform yang memiliki market share besar.
Tidak diragukan lagi bahwa di dunia smartphone, saat ini, Windows Phone tidak memiliki market share yang tinggi. Tetapi dengan HoloLens, kita akan menarik kembali Elite Developer. Dan dengan Xbox yang berjalan di platorm Windows, kami akan menarik lebih banyak lagi developer ke Windows Store. Satya Nadella
Itulah 3 hal yang mendasari beberapa kebijakan dan strategi Microsoft dalam beberapa waktu terakhir ini. Jadi jangan heran jika berbagai layanan Microsoft dan fitur unggulan Windows Phone satu per satu dihadirkan di platform lainnya, karena fokus Microsoft memang kini tertuju ke Mobile Experience, apapun jenis OS dan platformnya.
Contohnya saja kabar yang masih gress dan baru saja terjadi beberapa hari kemarin, aplikasi Lumia Selfie pun sudah ikut dihadirkan ke iOS dengan nama Microsoft Selfie.
Aneh kah kebijakan ini? Jika melihat penjelasan Satya Nadella diatas, maka kebijakan ini tidaklah aneh, bahkan masih sangat sesuai dengan visi Microsoft untuk meningkatkan experience pengguna mobile tanpa memandang apapun jenis OS nya.
Tetapi kamu tidak perlu khawatir. Fokus di mobility experience tidak lantas membuat Microsoft meninggalkan Windows begitu saja. Windows 10 terus dikembangkan, dan Windows 10 Mobile kabarnya segera dirilis dalam bulan ini. Bahkan update mayor Redstone pun sudah dalam proses pengembangan untuk dirilis sekitar pertengahan tahun ini.
Lalu bagaimana tanggapan kamu atas strategi Microsoft diatas?
Bagikan pendapat kamu disini.