Tahun 2017 yang lalu, Microsoft masih dalam masa ‘penguatan’. Mereka memang raksasa di Silicon Valley, namun masih banyak yang memandang bahwa Microsoft tidak sepotensial Facebook atau Amazon yang di awal tahun 2018 tengah meningkat dahsyat sahamnya, apalagi jika dibandingkan Apple yang sedang melaju pesat menuju angka satu triliun dolar. Namun tak terduga Microsoft berhasil mematahkan semua prediksi tersebut. Perusahaan yang berbasis di Redmond ini masuk ke dalam lima besar penjual PC terbanyak di AS melalui lini Surface miliknya, memiliki pendapatan yang stabil dan terus meningkat, serta pertumbuhan cloud yang sangat dahsyat. Lebih tidak terduga lagi, Microsoft di akhir tahun menyalip Apple untuk menjadi perusahaan paling berharga di dunia!
Awal tahun 2018 dimulai Microsoft dengan cukup berat karena masalah celah keamanan Spectre dan Meltdown yang ditimbulkan oleh desain processor selama 20 tahun terakhir. Intel, AMD, dan Microsoft bersatu untuk melindungi produk-produknya dari dampak celah keamanan ini. Microsoft memberikan update kepada para pengguna yang terdampak, akan tetapi patch ini menimbulkan masalah baru karena menimbulkan banyak bug bagi pengguna Windows. Butuh waktu agak panjang sebelum akhirnya Microsoft berhasil merilis patch yang bebas bug dari celah keamanan ini.
Pada bulan Maret, Microsoft mengumumkan reorganisasi besar. Terry Myerson mengundurkan diri dari jabatannya sehingga Microsoft harus menata ulang tim Windows yang dipimpin oleh Myerson. Perubahan ini menjadikan tim Windows dipecah dengan tim platform Windows inti bekerja bersama tim cloud dan AI, sedang tim satunya ditugaskan untuk memberikan penanganan khusus terhadap Experience & Device agar Microsoft dapat memusatkan perhatian pada klien.
Windows 10 mengalami masa-masa sulit sepanjang tahun 2018 ini. Microsoft menunda Windows 10 April 2018 update karena masalah Blue Screen of Death menjelang dirilisnya build ini. Setelah itu mereka masih harus menghadapi masalah terjadinya hang pada perangkat jika digunakan untuk membuka Chrome. Selanjutnya saat merilis Windows 10 October 2018 Update, juga terjadi bug yang menyebabkan data pengguna terhapus akibat fitur storage sense. Begitu parahnya bug ini sampai-sampai Microsoft harus menarik kembali perilisan build October 2018 update dan merilisnya ulang di bulan November. Ini pun masih belum menjadikan build ini bebas masalah. Microsoft masih harus berkutat pada perbaikan Windows 10 hingga Desember 2018!
Meskipun didera banyak masalah, justru pada produk ikoniknya, Windows, namun Microsoft memperoleh banyak pujian saat merilis hardware di sepanjang tahun 2018 ini. Microsoft merilis 4 perangkat Surface baru di bulan Oktober, yaitu Surface Pro 6, Surface Laptop 2, Surface Studio 2, dan Surface Headphone. Kesuksesan perangkat keras dari Microsoft ini menjadikan mereka pertama kalinya untuk tahun ini masuk 5 besar penjual PC di AS.
Tahun ini, Microsoft juga berfokus pada kemitraan, akuisisi dan perubahan platform. Salah satunya adalah tindakan mengakuisisi Github senilai USD 7,5 miliar dolar tahun ini. Ini merupakan langkah yang banyak menimbulkan kontroversi bagi para developer dan pengguna Github, namun memperoleh banyak pujian dari sesama perusahaan teknologi Silicon Valley. Untuk diketahui, Google dan Apple sebenarnya juga antre untuk mendapatkan startup ini, namun ternyata CEO Github lebih cocok dengan visi Satya Nadella yang meyakinkannya secara langsung. Kerjasama yang menarik juga dilakukan oleh Microsoft dan Amazon, yang memadukan Alexa dan Cortana dalam platform speaker pintar yang dirilis oleh kedua perusahaan tersebut. Lebih jauh lagi, bahkan Microsoft berencana untuk mendukung Alexa di Windows 10! Namun sayangnya, ini menjadikan pengembangan Cortana malah terhambat sehingga Microsoft harus menerima fakta bahwa Cortana adalah asisten suara terburuk jika dibandingkan dengan para pesaingnya: Alexa, Siri, dan Google Assistant.
Kejutan lain dari Microsoft tahun ini adalah Microsoft Edge. Traksi browser andalan Microsoft ini semakin menurun dan minat pengguna juga makin berkurang sehingga Microsoft menyusun sebuah rencana kontroversial, yaitu mengembangkan ulang Edge dengan berbasis Chromium. Di luar kesan ‘membuang harga diri’, namun sebenarnya ini merupakan rencana yang brilian. Microsoft bakal mendapatkan browser yang mendapatkan dukungan lengkap seperti halnya Chrome, namun memiliki ciri khas Microsoft dan kompatibel untuk semua perangkat.
Divisi konsol Microsoft tahun ini mengalami situasi yang stagnan. Belum ada langkah yang signifikan untuk bersaing secara besar-besaran dengan platform konsol unggul lainnya, yaitu Switch dan PlayStation. Meskipun demikian, Microsoft memiliki rencana untuk menghadirkan game di XBox ke platform iOS dan Android, yang mana diharapkan akan meningkatkan traffic game Microsoft di platform tersebut.
Akhirnya, di akhir tahun sebuah kabar baik muncul dari kubu Microsoft. Untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir, perusahaan ini kembali ke puncak sebagai perusahaan paling bernilai di dunia, mengungguli Apple dan Amazon. Sebenarnya ini bukan karena performa yang luar biasa dari Microsoft, akan tetapi lebih dari akibat jatuhnya saham Apple dan Amazon karena pasar menurun kepercayaannya terhadap dua perusahaan ini. Sementara itu Microsoft dengan fokus terhadap cloud dan layanan, nampaknya memiliki masa depan yang lebih terjamin.
Bagaimana dengan tahun 2019 nanti? Kita akan menantikan gebrakan-gebrakan dari Microsoft yang kini memulai tahunnya dari tempat prestius: perusahaan nomor satu di dunia!
Sumber: TheVerge